Imam Syafi’i dan Sifat-Sifat Teladan yang dapat Dicontoh

Salah satu tokoh muslim yang mendirikan madzhab dalam Islam adalah Imam Syafi’i. Beliau mendirikan madzhab dan dikenal sebagai aliran syafi’iyah. Yaitu madzhab suni yang berisi tentang fikih dan memiliki banyak pengikut.

Madzhab syafi’iyah juga memiliki banyak pengikut di wilayah Asia Tenggara. Selain itu, masyarakat muslim Indonesia juga banyak yang mengikuti aliran syafi’iyah.

Pada dasarnya, terdapat empat madzhab dalam islam, yaitu syafi’i, maliki, hanafi, dan hambali. Namun, dalam penyebarannya, ulama terdahulu di Indonesia melakukan pendekatan menggunakan madzhab syafi’i.

Oleh sebab itu, banyak penduduk Indonesia yang beragama islam dan menggunakan madzhab syafi’i. Bagaimana dengan madzhab lainnya? Selain madzhab syafi’i, aliran lainnya juga digunakan di beberapa negara lain.

Hal ini tak lain dikarenakan ulama pada daerah tertentu berdakwah menggunakan madzhab selain syafi’i. Sehingga, mayoritas masyarakat islam di luar Indonesia juga menggunakan empat madzhab lainnya.

Tokoh Muslim Imam Syafi’i dan Tiga Sifat Teladan

Menurut informasi dari langit7.id, Imam Syafi’i adalah tokoh muslim yang berperan dalam mengembangkan ilmu ushul fiqih. Awal mula penelusuran ilmu fiqih dimulai oleh Imam Syafi’i di Mekkah. Kemudian berlanjut hingga Baghdad dan Mesir.

Selama perjalanannya untuk menelusuri hukum islam, beliau dikenal dengan berbagai sifat yang mulia. Dengan kegigihan beliau dalam mentafsirkan hukum islam, banyak sifat teladan yang dapat dipelajari.

Di bawah ini adalah tiga sifat Imam Syafi’i yang dapat diambil pelajarannya.

1. Jujur

Selain sebagai pendiri madzhab syafi’i, Imam Syafi’i juga memperhatikan ilmu hadits. Beliau sangat menjunjung tinggi sunnah dan selalu berpegang teguh pada sumber tertinggi hukum islam yakni Al-quran dan hadits.

Imam Syafi’i menggunakan Al-Quran sebagai sumber hukum pertama dan yang kedua adalah hadits. Selain itu, beliau juga menggunakan Ijma, Qiyas, hingga Istidlal sebagai perbandingan hukum fikih dalam islam.

Beliau adalah seseorang yang jujur dan dapat dipercaya. Maksudnya, ajaran yang disebarluaskan oleh Imam Syafi’i  tidak ada unsur kebohongan dan dapat digunakan sebagai bantuan dalam menyelesaikan hukum islam.

2. Pekerja Keras

Imam Syafi’i adalah seorang tokoh muslim pekerja keras. Dapat dilihat dari kegigihannya dalam menimba ilmu fiqih dan mencari hingga berpindah kota dan negri.

Kerja keras beliau dalam menetapkan sumber hukum islam menunjukan sebuah keberhasilan. Setelah menghabiskan banyak waktu, Imam Syafi’i dapat menetapkan hukum islam dengan madzhab yang disebut syafi’iyah.

Tujuan semata Imam Syafi’i dalam mencari dan menetapkan hukum islam adalah agar umat islam dapat menerapkannya. Dengan kata lain, permasalahan menyangkut hukum dapat diselesaikan menggunakan hukum islam.

Sifat kerja keras Imam Syafi’i dapat dicontoh dan dilakukan untuk hal kebaikan.

3. Tawadhu

Imam Syafi’i memiliki guru bernama Abu Hanifah. Selama menjadi murid Abu Hanifaf, Imam Styafi’i menunjukan rasa rendah hati dan hormatnya pada sang guru atau dapat disebut dengan tawadhu.

Dalam sebuah kisah diceritakan bahwa Imam Syafi’i tidak menggunakan doa Qunut pada saat sholat subuh. Beliau melaksanakan sholat tepat di sebelah makam gurunya, yaitu Abu Hanifah.

Salah seorang makmum sholat menanyakan alasan Imam Syafi’i tidak menggunakan doa Qunut. Beliau menjawab bahwa semasa belajar pada gurunya, Abu Hanifah tidak menggunakan doa Qunut saat sholat subuh.

Sifat beliau yang tetap rendah hati walau sudah menjadi guru adalah sebuah pelajaran yang dapat diambil. Imam Syafi’i tetap menghormati gurunya dan mengamalkan semua ajaran yang telah didapat.

Tokoh muslim seperti Imam Syafi’i memiliki sifat teladan yang dapat dicontoh. Diantaranya yakni  jujur, pekera keras, dan tawadhu adalah sifat baik yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Tinggalkan komentar